JUDUL
“ Banyak Racun Di Sekitar Kita (ASMA)”
DiSusun Oleh:
Resma Effendi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya Saya telah dapat
membuat makalah Farmakologi yang berjudul “Banyak Racun Di Sekitar Kita
(ASMA)” walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi,
tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat
kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan
saya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak kami harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang
akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan kami semoga makalah ini
berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb.
Penyusun
Resma Effendy
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
B. Faktor Pencetus Asma
C. Tanda dan Gejala Asma
D. Perawatan Terhadap Asma
E. Penanganan Dan Pengobatan Penyakit asma
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular. Asma
mempengaruhi lebih dari 5% penduduk dunia, dan beberapa indikator
menunjukkan penyakit asma terus menerus meningkat, khususnya diantara
anak-anak. Meskipun penelitian untuk mencegah asma terus berkembang
akhir-akhir ini, asma tetap merugikan tubuh. Di Amerika Serikat tercatat
sekitar 2 juta penderita asma yang mengunjungi Unit Gawat Darurat
setiap tahunnya, dan sekitar 500.000 penderita asma yang harus menjalani
rawat inap, dan sebagai peringkat ketiga penyebab rawat inap.
Di satu sisi, dunia kedokteran dan farmasi telah
mencapai kemajuan yang sangat signifikan dalam pemahaman mengenai asma
sebagai penyakit. Namun ironisnya, dari sisi lain, meski berjuta-juta
dollar telah dikeluarkan untuk berbagai studi dan riset mengenai asma,
nyatanya jumlah penderita baru asma di seluruh dunia terus meningkat
dari tahun ke tahun, tanpa bisa diketahui secara jelas apa
penyebabnya.Asma pada anak di Indonesia cukup tinggi, terutama di
kota-kota besar, hingga mencapai hampir 17%. Menurut laporan ahli
internasional pada peringatan Hari Asma Sedunia 4 Mei 2004 yang lalu,
yang bertema Burden of Asthma, prevalensi asma di dunia akan meningkat
dalam beberapa tahun mendatang. Di tahun 2005 diperkirakan penderita
asma di seluruh dunia mencapai 400 juta orang, dengan pertambahan
180.000 setiap tahunnya. Asma adalah salah satu penyakit kronis dengan
jumlah penderita terbanyak pada saat ini. Penyempitan ini dapat dipicu
oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, bulu binatang, asap,
udara dingin dan olahraga serta racun yang ada disekitar kita yang bisa
mencetuskan terjadinya asma itu sendiri, diantaranya racun yang ada
disekitar kita seperti pulusi udara, asap rokok, asap dari abu vulcanik.
Umumnya pada seseorang yang memiliki riwayat asma, maka asmanya akan
kumat. “Abu vulkanik merupakan salah satu pencetus terjadinya serangan
asma,” paparnya.
Ketidak tahuan masyarakat akan pentingnya mengontrol
asma mereka menyebabkan semakin tingginya tingkat keparahan penyakit
asma yang dideritanya. Padahal, jika penderita bisa mengetahui penyakit
asma mereka secara dini, maka penderita dapat mengendalikannya secara
tepat, dan penyakit asma yang diderita akan semakin membaik dan
terkontrol,karena asma adalah suatu penyakit yang bisa dikendalikan.
B. Rumusan Masalah
Dari Uraian Latar Belakang diatas dapat Rumusan Berbagai Masalah, Yaitu:
1. Apa Pengertian Asma?
2. Faktor Pencetus penyakit asma?
3. Apa Saja Tanda dan Gejalanya?
4. Bagaimana Perawatan Terhadap Asma
5. Bagaimana Penanganan dan Pengobata dari Penyakit Asma.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Menjelaskan Pengertian Asma.
2. Menjelaskan Faktor pencetus asma.
3. Menjelaskan tanda dan Gejalanya
4. Menjelaskan Cara perawatannya.
5. Menjelaskan Cara penanganan dan Pengobatan Asma
D. Metode Penulisan
Makalah ini di susun dengan menggunakan metode pustaka dan pengamatan.
E. Kegunaan
Hasil makalah ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiya Banjarmasin khususnya dan mahasiswa pada
umumnya.
F. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dalam tiga BAB. BAB I Pendahuluan yang berisi :
Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode
Penulisan, Keguaan, dan Sistematika Penulisan. BAB II Pembahasan yang
menguraikan hal-hal yang menjadi Permasalahan. BAB III Penutup yang
berisi : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
Penyakit Asma berasal dari kata “asthma” yang diambil
dari bahasa Yunani yang mengandung arti “sulit bernapas”. Penyakit Asma
(Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran
pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi)
dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran
nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma
paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi
udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.
Gejala awal dari timbulnya penyakit asma adalah adanya
gejala sesak napas, batuk dan suara mengi (bengek) yang dikarenakan
adanya penyempitan dan sumbatan pada pembuluh darah yang mengalirkan
oksigen ke paru-paru dan rongga dada yang membuat saluran udara menjadi
terhambat.
Secara global, pengertian penyakit asma adalah suatu
jenis penyakit gangguan pernapasan khususnya pada paru-paru. Asma
merupakan suatu penyakit yang dikenal dengan penyakit sesak napas yang
dikarenakan adanya penyempitan pada saluran pernapasan karena adanya
aktivitas berlebih yang mengakibatkan terhadap suatu rangsangan
tertentu, yang menyebabkan peradangan dan penyempitan pada pembuluh
darah dan udara yang mengalirkan oksigen ke paru-paru dan rongga dada.
Umumnya seseorang yang menderita sesak napas atau asma bersifat
sementara dan dapat sembuh seperti sedia kala dengan atau tanpa bantuan
obat.
Pada saat seseorang penderita asma terkena faktor
pemicunya, maka dinding saluran nafasnya akan menyempit dan membengkak
sehingga menyebabkan sesak nafas. Kadang, dinding saluran nafas pun
dilumuri oleh lendir yang lengket sehingga dapat menyebabkan sesak nafas
yang lebih parah. Jika tidak ditangani dengan baik, asma bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Penyakit asma tidak mengenal umur, ras, dan derajat
seseorang. Siapa saja dapat terkena penyakit asma mulai dari masa
kanak-kanak sampai orang dewasa. Jika pada anak-anak penyakit asma ini
bersifat kronis. Menurut data dan sumber yang diperoleh dari Asosiasi
Paru-paru di Amerika mengungkapkan bahwa 1 diantara 3 orang penderita
asma adalah mereka yang berusia dibawah usia 18 tahun. Alergi merupakan
penyebab utama pemicu timbulnya gejala asma. Diketahui sekitar 80 %
penyakit asma banyak menyerang anak-anak dan 50 % menyerang orang
dewasa.
Menurut sebuah sumber dari sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika
dan Eropa menegaskan dalam buku “American Journal of Repiratory and
Critical Care Medicine mengungkapkan “Bila salah orang tua mengidap
penyakit asma besar kemungkinan anak juga akan menderita asma yang
resikonya 3x lipat lebih besar daripada orang tuanya, sedangkan apabila
kedua orang tua menderita asma, maka anak juga akan menderita asma 6x
lebih besar resiko dari penyakit asma dibanding orang tuanya”.
B. Faktor Pencetus Asma
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan
merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak
akan memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh
berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, bulu binatang, asap, udara
dingin dan olahraga serta racun yang ada disekitar kita yang bisa
mencetuskan terjadinya asma itu sendiri, diantaranya racun yang ada
disekitar kita seperti pulusi udara, asap rokok, asap dari abu vulcanik.
Umumnya pada seseorang yang memiliki riwayat asma, maka asmanya akan
kumat. “Abu vulkanik merupakan salah satu pencetus terjadinya serangan
asma,” .
Kita semua tahu bahwa asma adalah penyakit yang
sifatnya terjadi terusmenerus yang biasanya terjadi apabila terdapat
pencetusnya. Dalam hal ini, abu gunung menjadi salah satu pencetus asma
yang kuat sehingga yang terjadi pada penderita asma biasanya adalah
bengek yang bisa muncul kapan saja saat terpapar abu vulkanik.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami
kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan
karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam
saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara
(disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita
harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama
mastosit diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya
penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti
histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot
polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih
tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon
terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen),
seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu
binatang.
Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang
tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut
melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan
juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.
Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam
saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien),
yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara.
Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksidan.
C. Tanda dan Gejala Asma
Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :
- Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma!
- Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
- Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
- Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..
- Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
- Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.
D. Perawatan Terhadap Asma
Asma sebenarnya bisa disembuhkan dengan berbagai cara. Anda bisa
mencontoh apa yang saya lakukan. Hingga sekarang asma sudah hilang dari
diri saya berkat beberapa perawatan. Berikut hal-hal tersebut:
- Lakukan olahraga renang. Mengapa renang? Karena berenang sangat dianjurkan untuk penderita asma. Dengan berenang maka paru-paru penderita bisa bekerja lebih baik. Nafas lebih panjang dan kesehatan bisa terjaga .Lakukan seminggu 2-3 kali. Usahakan sekitar 1-2 jam sekitar pukul 08-10 pagi.
- Hindari pemicu asma anda. Jika anda punya alergi segera jauhkan diri anda dari alergen seperti itu.
- Jangan Merokok. Merokok hanya akan menambah parah asma anda.
- Buatlah lingkungan yang mendukung anda. Biasakan bersihkan lingkungan hidup anda dari debu dan pemicu asma lainnya.
- Gunakanlah symbiocort setiap hari. Hal ini akan mengurangi tingkat paparan asma pada diri anda
- Selalulah berkonsultasi dengan dokter anda. Rutinlah ke dokter sehingga penyakit asma anda dapat terkontrol dengan baik.
E. Penanganan Dan Pengobatan Penyakit asma
Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat
diobati secara tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi
dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita
asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana
disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri.
Pada kasus-kasus yang ringan dimana dirasakan adanya keluhan
yang mengarah pada gejala serangan asma atau untuk mencegah terjadinya
serangan lanjutan, maka tim kesehatan atau dokter akan memberikan obat
tablet seperti Aminophylin dan Prednisolone. Bagi penderita asma,
disarankan kepada mereka untuk menyediakan/menyimpan obat hirup
(Ventolin Inhaler) dimanapun mereka berada yang dapat membantu
melonggarkan saluran pernafasan dikala serangan terjadi.
Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan
normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda
dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan.
Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk
mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk
mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini
merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik.
Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor
beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa
denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar)
otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik
(yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki
sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya
albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan
bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik.
Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit,
tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang
lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya
lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah
serangan.
Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau
inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan
bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara,
sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran
udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan)
dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek
samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat.
Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline.
Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam
berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul
dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan
secara intravena (melalui pembuluh darah).
Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di
laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu
sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu
banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat
pertama kali mengonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit
mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat
tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih besar,
penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi
(jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi
(kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang.
Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam
mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara
bertahap corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan
terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara
terhadap sejumlah rangsangan.
Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa menyebabkan:
gangguan proses penyembuhan luka
terhambatnya pertumbuhan anak-anak
hilangnya kalsium dari tulang
perdarahan lambung
katarak prematur
peningkatan kadar gula darah
penambahan berat badan
kelaparan
kelainan mental.
Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan
selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma yang berat. Untuk
penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler corticosteroid
karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih
banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya.
Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya
jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma.
Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan
bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan
pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya
serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif
untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman,
tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita
bebas gejala.
Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium
bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan
pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin.
Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada
penderita yang sebelumnya telah mengonsumsi agonis reseptor
beta2-adrenergik.
Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas
dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma.
Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang
dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Penyakit Asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang mengandung arti “sulit bernapas”. Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.
- Secara global, pengertian penyakit asma adalah suatu jenis penyakit gangguan pernapasan khususnya pada paru-paru.
- Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga serta racun yang ada disekitar kita yang bisa mencetuskan terjadinya asma itu sendiri, diantaranya racun yang ada disekitar kita seperti pulusi udara, asap rokok, asap dari abu vulcanik. Umumnya pada seseorang yang memiliki riwayat asma, maka asmanya akan kumat. “Abu vulkanik merupakan salah satu pencetus terjadinya serangan asma”.
- Ada beberapa tanda dan gejala penyakit asma yang diantaranya Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale), Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin, Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit,Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan dan masih banyak lagi tanda gejala lainnya.
- Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri.
B. Saran
- Sebaiknya para penderita asma menghidari faktor pencetus timbulnya asma
- Penderita asma hendaknya selalu membawa obat asma.
DAFTAR PUSTAKA
Diyas.2009. Penyakit Asma (Asthma).
http://www.infopenyakit.com/2008/02/penyakit-asma-asthma.html
Iman Hartani.2009. Apa Itu Asma? Apa Penyebabnya?.
http://www.kulinet.com/baca/apa-itu-asma-apa-penyebabnya/21/
Penyakit Asma.2007. Penyebab Penyakit Asma, Ciri-ciri Penyakit Asma dan Gejala
Penyakit Asma dan Pengobatan Penyakit Asma, Asma Bronkial ( Asma Bronchial ). http://penyakitasma.com/penyakit-asma/#more-5
Obat Sakit.2011. Setiap penyakit ada obatnya, apabila ditemukan obat yang tepat untuk
suatu penyakit, maka sembuhlah si penderita dengan izin Allah Azza Wa
Jalla. http://obatsakit2011.blogspot.com/2011/12/tanda-sakit-asma.html
Tutorial Kuliah Online.2009. Faktor Pencetus, Tanda dan Gejala Asma.
No comments:
Post a Comment