Monday, March 3, 2014

MAKALAH PTK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE DISKUSI KELOMPOK


Selasa, 25 September 2012
MAKALAH PTK :
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DENGAN
MENERAPKAN METODE DISKUSI KELOMPOK
Oleh : Marzuki, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tinggal di beberapa pulau. Negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat penting kedudukannya dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia diajarkan sejak kelas 1 SD. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dijadikan status sebagai bahasa persatuan sangat penting untuk diajarkan sejak anak-anak.
Bahasa Indonesia erat kaitannya dengan guru bahasa Indonesia, yakni orang-orang yang tugasnya setiap hari membina pelajaran bahasa Indonesia. Dia adalah orang yang merasa bertanggung jawab akan perkembangan bahasa Indonesia. Dia juga yang akan selalu dituding oleh masyarakat bila hasil pengajaran bahasa Indonesia di sekolah tidak memuaskan. Berhasil atau tidaknya pengajaran bahasa Indonesia memang diantaranya ditentukan oleh faktor guru, disamping faktor-faktor lainya, seperti faktor murid, kurikulum (termasuk silabus), bahan pengajaran dan buku, perpustakaan sekolah dan metode pembelajaran.
Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah sangat mengandalkan penggunaan metode-metode yang aplikatif dan menarik. Pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah mempelajari Bahasa Indonesia. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan dengan mudah meningkatkan prestasi siswa dalam bidang bahasa.
Oleh karena itu, meski dikembangkan suatu model pembelajaran bahasa Indonesia yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Berkenaan dengan hal itu, maka dengan memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan metode diskusi kelompok.

Diskusi merupakan jantungnya bimbingan kelompok. Dengan diskusi kelompok anak mampu bekerjasama, berinteraksi dan bersosialisasi, bertukar fikiran dan berbagi pengalaman dengan teman sebayanya selama berada di sekolah.
 Berdasarkan pengalaman dalam proses pembelajaran, penulis ingin memecahkan masalah pembelajaran dengan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok, karena diskusi tersebut dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan baik sesuai prosedur di sekolah dasar.
B.   Rumusan Masalah         
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah
1.      Apakah pengertian dari metode diskusi kelompok dan pengertian prestasi belajar
2.      Faktor-faktor apa saja yang mempengetahui prestasi belajar?
3.      Apakah ciri-ciri dari penggunaan metode diskusi kelompok?
4.      Bagaimanakah langkah penggunaan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan di atas, penulisan ini bertujuan untuk mengetahui :
1.      Pengertian metode diskusi kelompok dan pengertian prestasi belajar.
2.      Faktor-faktor yang mempengetahui prestasi belajar?
3.      Ciri-ciri dari penggunaan metode diskusi kelompok?
4.      Langkah penggunaan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Manfaat Penulisan
Penulis mengharapkan dengan hasil penulisan ini dapat:
1.      Bagi guru pembimbing khususnya dan guru pada umumnya, hasil penulisan ini menghasilkan gambaran peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi kelompok .
2.      Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi belajar, dapat memiliki keberanian untuk bertanya, memiliki keberanian untuk meningkatkan pendapat dengan penggunaan metode diskusi kelompok.
3.      Bagi Sekolah, diharapkan dapat mengembangkan kebijakan untuk menciptakan budaya sekolah yang memfasilitasi dan memperhatikan kebutuhan siswa.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Diskusi Kelompok dan Prestasi Belajar
1.      Pengertian Metode Diskusi Kelompok
Metode diskusi adalah salah satu metode pembelajaran agar siswa dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan keterampilan. (Sumiati, 141, 2008). Tujuan dari metode diskusi adalah untuk mengeksplorasi pendapat atau pandangan yang berbeda dan untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan.
Pembelajaran diskusi kelompok adalah suatu pembelajaran teman sebaya dimana siswa bekerja dalam kelompok yang mempunyai tanggung jawab individual maupun kelompok terhadap ketuntasan tugas-tugas. Pada pembelajaran diskusi kelompok, siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok diskusi dan tinggal bersama sebagai satu kelompok untuk beberapa minggu atau bulan. Mereka berlatih ketrampilan-ketrampilan untuk bekerja sama dengan baik, membantu teman dalam kelompoknya masing-masing (Suradi, 2004).
2.      Pengertian Prestasi Belajar
Dalam setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian. Demikian halnya di dalam proses belajar. Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43) mengemukakan bahwa “Hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar disebut hasil belajar atau prestasi belajar”.
Menurut Winkel (1996: 17) mengemukakan, prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya. S. Nasution (1996: 17) mengemukakan, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002: 895) menjelaskan prestasi adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan di mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angkat yang diberikan oleh guru.
Dari beberapa uraian di atas dapat kita ketahui bahwa prestasi adalah suatu bukti keberhasilan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan guru.
B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain :
1)      Faktor eksternal.
Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu :
a)      Faktor-faktor non sosial
Kelompok faktor ini tak terbilang jumlahnya, misalnya : keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergudangannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran), metode pengajaran.
b)      Faktor-faktor Lingkungan Sosial
(1)    Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
(2)    Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
(3)    Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifatsifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2)      Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari diri si pelajar
Digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a)      Faktor-faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
(1)   Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah.
(2)   Keadaan Fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsifungsi panca indera. Bahwa panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan panca inderanya. Baiknya fungsi panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.
b)      Faktor-faktor Psikologi
(1)   Kecerdasan siswa / intelegensi siswa
Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluag individu tersebut meraih sukses dalam belajar.
(2)   Motivasi
Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992) yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain :
(a)    Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
(b)    Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju.
(c)    Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting.
C.    Ciri-Ciri dalam Penggunaan Metode Diskusi Kelompok
Adapun ciri-ciri dari penggunaan model pembelajaran diskusi kelompok adalah sebagai berikut:
1.      Siswa bekerja dalam kelompok secara diskusi kelompok untuk menuntaskan materi belajarnya.
2.      Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3.      Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.
Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. Pembelajaran Diskusi kelompok dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan ketrampilan sosial (Fida Rachmadiati: 2003: 7).
D.    Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi Kelompok dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Menurut Sharan dkk (1984), terdapat enam tahapan Diskusi Kelompok yaitu sebagai berikut:
1.      Pemilihan topik
Siswa memilih subtopik dari topik yang dipelajari, yang biasanya ditetapkan oleh guru. Dalam hal ini siswa memilih lembar kegiatan yang disediakan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi empat sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.
2.      Perencanaan Diskusi kelompok
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus tentang subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.
3.      Implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan didalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan ketrampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik didalam maupun diluar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
4.      Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.
5.      Presentasi hasil final
Beberapa kelompok menyajikan hasil penyelidikannya kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu.
6.      Evaluasi
Siswa dan guru mengevaluasi tiap konstibusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Metode diskusi kelompok merupakan satu metode pembelajaran agar siswa dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan keterampilan. Adapun maksud metode diskusi kelompok disini adalah suatu pembelajaran teman sebaya dimana siswa bekerja dalam kelompok yang mempunyai tanggung jawab individual maupun kelompok terhadap ketuntasan tugas-tugas. Sedangkan prestasi belajar suatu bukti keberhasilan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan guru.
2.      Dalam meningkatkan prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor  eksternal (faktor yang berasal dari luar siswa) seperti lingkungan dan faktor internal yang berasal dari siswa) seperti minat, intelektual, motivasi dan lain-lain.
3.      Dari sekian banyak metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa lebih baik digunakan metode diskusi kelompok khususnya materi yang membutuhkan pengetahuan konsep, sehingga sesama siswa mampu memecahkan masalah.
B.     Saran
1.      Dalam menerapkan metode diskusi kelompok hendaknya di lakukan bukan hanya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tetapi juga untuk meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran.
2.      Melalui penerapan metode diskusi kelompok ini hendaknya dimaknai sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran untuk membangkitkan pengetahuan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Fida Rachmadiarti. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University.
Martiningsih. (2007). Macam-macam metode pembelajaran . [Online]. Tersedia: http://www.martiningsih.blogspot.com [3 Mei 2012]
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda.
Roesiyah dkk. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Rudi Susilana. (2007). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima.

No comments:

Post a Comment