PUSAT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
1. PENGGERAK MULA ( PRIME MOVER )
Energi/Daya
Listrik yang dihasilkan Generator didapat dari Energi Mekanis ( putaran
), Generator yang digerakkan oleh Penggerak Mula ( Prime Mover )
diantaranya : Mesin Diesel, Turbin Gas, Turbin Air, Turbin Uao dll.
Pemilihan Pengerak Mula ( Prime Mover ), didasarkan :
- Ketersediaan Energi Primier
- Lokasi/Kondisi Geografis
- Tingkat Ke Ekonomian dll.
Perkembangan
Penggerak Mula ( Prime Mover ) berupa gabungan Turbin Uap dan Turbin
Gas untuk mendapatkan tingkat Effisiensi Thermal yang optimal
2.Sistem Air dan Uap
Air laut yang jumlahnya melimpah dipompa oleh CWP (Circulating Water
Pump) (1) yang sebagian besar dipakai untuk media pendingin di Condenser
(6) dan sebagian lagi dijadikan air suling di Desalination Evaporator
(2). Setelah air menjadi tawar, kemudian dipompa oleh Distillate Pump
(3) untuk kemudian dimasukkan ke dalam Make Up Water Tank (4) yang
kemudian dipompa lagi masuk ke sistem pemurnian air (Demineralizer) dan
selanjutnya dimasukkan ke dalam Demin Water Tank (5). Dari sini air
dipompa lagi untuk dimasukkan ke dalam Condenser berfungsi sebagai air
penambah bersatu dengan air kondensat. Air
kondensat yang kondisinya sudah memenuhi persyaratan boiler dipompa
lagi dengan menggunakan pompa kondensat, kemudian masuk ke dalam 2 buah
pemanas Low Pressure Heater (7) dan mengalir ke Deaerator (8). Untuk
mengeluarkan atau membebaskan unsur O2 yang terkandung dalam air.
Selanjutnya air tersebut dipompa lagi dengan bantuan Boiler Feed Pump
(9) dipanaskan lagi di dalam 2 buah High Pressure Heater (10) untuk
diteruskan ke dalam boiler yang terlebih dahulu dipanaskan lagi dengan
Economizer (11) baru kemudian masuk ke dalam Steam Drum (12). Proses
pemanasan di ruang bakar menghasilkan uap jenuh dalam steam drum,Guna
mendapatkan uap yang kering dipanaskan lagi oleh Superheater (14) untuk
kemudian dialirkan dan memutar Turbin Uap (15). Uap setelah memutar
sudu yang keluar turbin diembunkan dalam condenser dengan bantuan
pendinginan air laut, kemudian air kondensat ditampung di hot well.
3. Sistem Bahan Bakar
Bahan
bakar minyak residu/MFO dialirkan dari kapal/tongkang (16) ke dalam
Pumping House (17) untuk dimasukkan ke dalam Fuel Oil Tank (18). Dari
sini dipompa lagi dengan fuel oil pump selanjutnya masuk ke dalam Fuel
Oil Heater (19) untuk dikabutkan di dalam Burner (20) sebagai alat
proses pembakaran bahan bakar dalam Boiler.
4. Sistem Udara Pembakaran
Udara
di luar dihisap oleh FDF (Forced Draft Fan) (21) yang kemudian
dialirkan ke dalam pemanas udara (Air Heater) (22) dengan memakai gas
bekas sisa pembakaran bahan bakar di dalam Boiler (13) sebelum dibuang
ke udara luar melalui Cerobong/Stack (23).
5. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
Perputaran
Generator (24) akan menghasilkan energi listrik yang oleh
penguat/exciter tegangan mencapai 11,5 kV, kemudian oleh Trafo
Utama/Main Transformater (25) tegangan dinaikkan menjadi 150 kV. Energi
listrik itu lalu dibagi melalui Switch Yard / Gardu Induk (26) untuk
kemudian dikirim melalui Transmisi Tegangan Tinggi (27). Kemudian,
tenaga listrik itu dialirkan lagi pada para konsumen.
Aliran
sungai dengan sejumlah anak sungainya memiliki debit air yang sangat
besar. Air itu ditampung dalam waduk berkapasitas 875.000.000 m3. Dari
waduk, air dialirkan melalui Pintu Pengambil Air atau Saringan (1), yang
pengaturannya dilakukan lewat Pusat Pengendali Bendungan (2),
selanjutnya masuk ke dalam Terowongan Tekan (3). Sebelum memasuki Pipa
Pesat (4), air itu harus melewati Tanki Pendatar (5) yang berfungsi
untuk mengamankan pipa pesat, apabila terjadi tekanan mendadak/tekanan
kejut saat Katup Utama (8) tertutup/ditutup seketika. Setelah katup
utama dibuka, aliran air memasuki Rumah Keong (6). Aliran air yang
bergerak memutar itu berfungsi menggerakkan Turbin (7). Dari turbin air
keluar melalui Pipa Lepas (9), dan selanjutnya dibuang ke Saluran
Pembuangan (10). Poros turbin yang berputar tadi dikopel dengan Poros
Generator (11). Oleh Trafo Utama (12), tegangan listrik itu dinaikkan
dari 16,5 kV menjadi 500 kV. Kemudian aliran listrik bertegangan tinggi
itu dikirim ke Gardu Induk melalui Serandang Hubung (13) serta Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (14).
6.KASKADE
Sistem
kaskade adalah adanya dua atau lebih PLTA dalam satu aliran sungai. Air
buangan PLTA yang berada di sebelah hulu, ditambah dengan air dari
sungai lainnya, dimanfaatkan oleh PLTA yang berada di sebelah hilirnya.
Sistem kaskade ini tidak diperlukan persyaratan khusus, sepanjang secara
teknis dan ekonomis memungkinkan.
Sistem kaskade di Indonesia, antara lain:
PLTA Saguling, PLTA Cirata, dan PO Jatiluhur yang memanfaatkan aliran sungai Citarum.
PLTA Plengan, PLTA Lamajan, dan PLTA Cikalong, yang memanfaatkan aliran sungai Cisangkuy.
PLTA Silorejo, PLTA Sutami, PLTA Wlingi, dan PLTA Lodoyo, yang memanfaatkan aliran sungai Brantas.
7. STATUS UNIT PEMBANGKIT
STATUS UNIT PEMBANGKIT merupakan kondisi kesiapan Unit Pembangkit yang diakibatkan oleh beberapa variabel seperti :
1. OUTAGE.
2. DERATING.
3. RESERVE SHUTDOWN (RS) & NON CURTAILING (NC).
1. OUTAGE
OUTAGE
didefinisikan sebagai suatu unit pembangkit tidak sinkron ke jaringan
dan bukan dalam status Reserve Shutdown, klasifikasi outage dibagi dalam
beberapa jenis kejadian seperti :
1. Planned Outage (PO).
2. Maintenance Outage (MO).
3. Forced Outage (FO).
PLANNED OUTAGE
yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya pekerjaan pemeliharaan
periodik pembangkit seperti inspeksi, overhaul atau pekerjaan lainnya
yang sudah dijadualkan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan
pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan.
MAINTENANCE OUTAGE
yaitu keluarnya pembangkit untuk keperluan pengujian, pemeliharaan
preventif, pemeliharaan korektif, perbaikan atau penggantian suku cadang
atau pekerjaan lainnya pada pembangkit yang dianggap perlu dilakukan,
yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya hingga jadual PO berikutnya dan
telah dijadualkan dalam ROM berikutnya.
FORCED OUTAGE
yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya kondisi emergency pada
pembangkit atau adanya gangguan yang tidak diantisipasi sebelumnya serta
yang tidak digolongkan ke dalam MO atau PO.
2. DERATING
DERATING
terjadi apabila daya keluaran (MW) unit kurang dari DMN-nya, derating
digolongkan menjadi beberapa kategori yang berbeda. Derating dimulai
ketika unit tidak mampu untuk mencapai 98 % DMN dan lebih lama dari 30
menit. Derating berakhir ketika peralatan yang menyebabkan derating
tersebut kembali normal, terlepas dari apakah pada saat itu unit
diperlukan sistim atau tidak.
Beberapa kategori derating sebagai berikut :
1. Planned Derating.
2. Maintenance Derating.
3. Unplanned Derating.
PLANNED DERATING
merupakan derating yang dijadualkan dan durasinya sudah ditentukan
sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit. Derating
berkala untuk pengujian, seperti test klep turbin mingguan, bukan
merupakan PD tetapi MD.
MAINTENANCE DERATING
merupakan derating yang dapat ditunda melampaui akhir periode operasi
mingguan (Kamis, pukul 24:00 WIB) tetapi memerlukan pengurangan
kapasitas sebelum PO berikutnya.
UNPLANNED (FORCED) DERATING
merupakan derating yang memerlukan penurunan kapasitas segera atau
tidak memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan
penurunan dalam waktu enam jam atau derating yang dapat ditunda lebih
dari enam jam.
3. RESERVE SHUTDOWN (RS) & NON CURTAILING (NC)
RESERVE
SHUTDOWN adalah suatu kondisi apabila unit siap operasi namun tidak
disinkronkan ke sistim karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal
juga sebagai economy outage atau economy shutdown. Jika suatu unit
keluar karena adanya permasalahan peralatan, baik unit diperlukan atau
tidak diperlukan oleh sistim, maka kondisi ini dianggap sebagai FO, MO
atau PO, bukan sebagai reserve shutdown (RS).
NON
CURTAILING (NC) adalah kondisi yang dapat terjadi kapan saja dimana
peralatan atau komponen utama tidak dioperasikan untuk keperluan
pemeliharaan, pengujian atau tujuan lain yang tidak mengakibatkan unit
outage atau derating. NC juga dapat terjadi ketika unit pembangkit
sedang beroperasi dengan beban kurang dari kapasitas penuh yang terkait
dengan kebutuhan pengaturan sistim. Selama periode ini, peralatan dapat
dipindahkan dari operasi untuk pemeliharaan, pengujian atau lain
pertimbangan dan dilaporkan sebagai suatu NC jika kedua kondisi yang
berikut dijumpai :
1. Kemampuan unit tidak berkurang sampai dibawah kebutuhan sistim, dan,
2. Pekerjaan
dapat dihentikan atau diselesaikan dan tidak mengurangi kemampuan DMN
serta waktu ramp-up dalam jangkauan normalnya, jika dan ketika unit
telah diperlukan oleh sistim.
8. KARAKTERISTIK OPERASI PEMBANGKIT
1. SPEED DROOP
Prinsip
dasar kontrol Speed Droop adalah bagaimana mempertahankan putaran
Generator yang terkoneksi dengan Sistem ( Jaringan ) pada Frekwensi yang
sesuai atau sama dengan Frekwensi Sistem
Jenis Pengaturan Speed Droop :
- Primier è Pengaturan besaran Speed Droop yang dimiliki Governoor secara langsung baik diperbesar atau diperkecil è perubahan S1 ke S2 pada gambar. Semakin kecil Speed Droop yang dimiliki Governoor semakin peka terhadap perubahan beban dan begitu sebaliknya semakin besar Speed Droop semakin malas ( kurang peka ) terhadap perubahan beban.
- Sekunder è Pengaturan tanpa mengubah besaran, melainkan hanya mengembalikan Frekwensi ke 100 %, biasanya dilakukan oleh Operator
2. FREQUENCY DEADBAND
Frequency
Deadband adalah suatu rentang Frekwensi yang diijinkan dimana Turbin
Generator dapat beroperasi sesuai dengan karakteristiknya.Turbin Uap
yang beroperasi diluar Frquency Deadband akan menyebabkan terjadinya
Resonansi dan Disharmoni Gaya pada sudu tingkat akhir
Rentang Frekwensi Pembangkit Tambak Lorok dan GE
3. E F F I S I E N S I
Effisiensi adalah suatu parameter yang menyatakan tingkat unjuk kerja dari Unit Pembangkit
Prinsip
dasar Effisiensi adalah Perbandingan antara Kerja/Energi yang
dihasilkan dengan Usaha/Energi yang digunakan.Pada Unit Pembangkit
Listrik dikenal istilah Effisiensi Thermal yaitu perbandingan antara
Daya Output Generator dengan Pemakaian Energi Kalor Bahan Bakar (
Specific Fuel Consumption è SFc )
4. DAYA MAMPU
DAYA
MAMPU BRUTTO merupakan Daya ( Kapasitas ) yang dihasilkan Generator
pada periode tertentu dengan tidak dipengaruhi oleh Musim atau Derating
lainnya.
DAYA MAMPU NETTO merupakan Daya Mampu Brutto dikurangi dengan Pemakaian Sendiri (alat bantu operasional).
DAYA
MAMPU MINIMUM merupakan Daya (Kapasitas) Minimum yang dihasilkan
Generator dengan tidak mempengaruhi beroperasinya peralatan bantu Unit
Pembangkit.
5. RAMP RATE
Ramp
Rate adalah suatu besaran yang membawa Turbin pada titik Temperatur
Operasi, satuan 0C/Jam dengan berpatokan pada kenaikan First Stage Metal
Turbine Temperature, tujuannya adalah menghindari Thermal Stress pada
Turbin.
Secara umum ramp rate juga dikenal dengan tingkat kecepatan maksimum naik atau turunnya beban.
Contoh :
Turbin Gas (PLTG) dengan kapasitas 100 MW ramp rate 6 MW/menit.
Turbin Uap (PLTU) dengan kapasitas 100 – 600 MW ramp rate 5 MW/menit.
6. START-STOP
Start-stop Unit adalah suatu kondisi dimana Unit Pembangkit dilakukan Start atau Stop dalam suatu waktu dan kondisi tertentu
Tahapan Proses Start Unit Pembangkit :
• Proses Start alat-alat bantu ( Auxiliary ) è sistem bahan bakar, Air, Udara dll.
• Proses Pembakaran ( Firing ) è terjadinya reaksi pembakaran bahan bakar ( BBM, Gas, Batu bara dll. )
• Proses Rolling Turbin sampai dengan Full Speed No Load ( FSNL )
• Proses Paralel Generator dengan Jaringan.
Jenis Start pada PLTU ( tergantung kapasitasnya ) :
• Start Dingin ( Cold Start ) è Unit Stop > 48 Jam
• Start Hangat ( Warm Start ) è Unit Stop 8 s/d 48 Jam
• Start Panas ( Hot Start ) è unit Stop < 8 Jam
Tahapan Proses Sop Unit Pembangkit :
• Penurunan beban secara bertahap
• Pelepasan Generator dari Jaringan
• Penutupan Katup Utama
• Penurunan Putaran Turbin ( natural )
• Pendinginan ( Cooling ) -Forced Cooling
-Natural Cooling
7. Minimum Down Time
Minimum
Down Time adalah waktu yang diperlukan Unit Pembangkit untuk tetap
dalam kondisi tidak terhubung dengan Jaringan dan Mesin tersebut tidak
beroperasi setelah Shutdown untuk Stand-by atau gangguan.
8. Minimum Up Time
Minimum
Up Time adalah waktu yang diperlukan Unit Pembangkit untuk tetap dalam
kondisi terhubung dengan Jaringan ( on-line ) setelah Start-up dan Unit
dibebani dengan beban minimum atau lebih sebelum diperintahkan untuk
Shutdown kembali
9. KARAKTERISTIK LISTRIK GENERATOR
Generator bekerja berdasarkan azas Elektromagnetik terdiri dari beberapa bagian utama :
- STATOR è Belitan 3 phasa, Arus AC 3 phasa, Induksi antar phasa, Rumah Stator dll.
- ROTOR è Belitan Eksitasi, Arus searah ( DC ), Armatur ( belitan peredam ), Lempengan logam yang disatukan dll.
- LINTASAN FLUKSI ROTOR è berupa celah udara ( Air Gap )
10. GENERATOR
Generator
pada unit Pembangkit adalah Mesin Arus Bolak balik ( Synchron ) yang
digunakan untuk mengubah Daya Mekanik menjadi Daya Listrik
Prinsip Kerja :
Rotor
di Supply arus DC untuk menghasilkan medan magnit Rotor, lalu diputar
oleh Penggerak Mula ( Turbin atau lainnya ) sehingga diperoleh Medan
Magnit Putar dan Medan Magnit Putar inilah yang menginduksi Tegangan AC 3
Fasa ke Belitan Stator
11. Kurva Kapabilitas Generator
Kurva
Kapabillitas Generator adalah Kurva yang menjelaskan pola Operasi
Generator dilihat dari sisi Beban yang diterima Jaringan è dari grafik ini dapat ditentukan titik operasi terbaik Generator dilihat dari sisi pendinginannya ( tekanan Gas hidrogen )
Kurva Kapabilitas dibatasi Oleh :
• Sumbu PF 0 Lagging
• Sumbu PF 0,8 Lagging
• Sumbu PF 0,95 Leading
• Sumbu PF 0 Leading
12. Kurva V
Kurva V adalah Kurva yang menggambarkan besarnya arus penguat ( Field Current ) versus Daya Output Generator dalam MVA è dalam beberapa Grafik sesuai Nilai Power Factor ( PF )Besaran Daya MVA & Arus Penguat dibatasi Oleh :
• Temperature Maximum Winding Rotor
• Temperature Maximum Winding Stator
• Temperature Maximum Ujung Inti Stator (Stator End Core)
13. SISTIM EKSITASI
Fungsi
sistim eksitasi pada generator ,mengatur aliran arus searah pada
kumparan rotor ( rotor winding ) sehingga tegangan generator mencapai
nilai yang diharapkan.Sistim eksitasi diharapkan mampu mendukung
operasi saat beban rendah ,normal maupun saat terjadi gangguan . Sistim eksitasi dilihat dari:
a.Kontruksi : - statis
- berputar / rotating
b.Tegangan : - searah
- bolak balik dengan penyearah
c.Ilmu listrik: - penguatan sendiri
- penguatan terpisah
14. GANGGUAN GENERATOR
- MACAM MACAM GANGGUAN GENERATOR
1. GANGGUAN LISTRIK ( ELECTRICAL FAULT ):
a. Hubung singkat 3 fasa
b. Hubung singkat 2 fasa
c. Hubung singkat 1 fasa ke tanah
d. Kumparan medan penguat hubung tanah
e. Kehilangan medan penguat
f. Tegangan lebih
- GANGGUAN MEKANIS ( MECHANICAL OF THERMAL FAULT )
a. Motoring
b. Pemanasan lebih setempat
c. Kesalahan parallel
d. Gangguan sistem pendingin
- GANGGUAN SISTEM ( SYSTEM FAULT )
a. Lepas sinkron
b. Frekwensi abnormal
c. Beban tidak seimbang
No comments:
Post a Comment